Hai balik lagi bersama aku. Gimana kabarnya hari ini???
Hari ini aku mau sharing ke kalian semua tentang apa yang terjadi semalam.
Aku mau ngomongin tentang luka.
Tokoh utama cerita ini adalah seorang anak kecil yang masih polos. Dia hanya tau iya dan tidak. Jadi sebutlah anak ini Isan (bukan nama sebenarnya wkwk). Isan adalah anak laki-laki yang bersekolah di salah satu sekolah IT di dekat rumahnya. Dia biasa dijemput jam setengah 5 karna dia harus sholat Ashar di sekolah. Biasanya dia pasti akan membuat perkelahian kecil dengan saudara-saudaranya.Sampai di rumah, dia berubah 180 derajat. Dia hanya diam, loyo, tidur-tiduran dan tanpa semangat hidup. Isan ini gendut, biasanya tidak bisa tidak makan. ah, semalam itu dia malah tidak mau makan sama kali.
Aku mencium ada keanehan. Ada sesuatu yang aneh, tidak biasa.
Setelah digali, akhirnya dia bercerita sampai mengeluarkan air mata. Masalahnya sepele, karna guru Isan tidak menepati janjinya. Guru Isan bilang “siapa yang bersikap soleh dan rapi sampai pulang akan di beri bintang”. Isan sudah berupaya untuk bersikap baik, soleh, dan rapi sampai pulang. Isan sudah semangat karna rasanya pasti akan diberi bintang oleh gurunya.
Eehhhh, ternyata harapan tidak sesuai kenyataan. Dia bercerita sampai menangis (bagi orang dewasa itu sepele tapi bagi anak-anak ternyata tidak). Padahal bintang yang diberikan gurunya itu ada di rumahnya. Ternyata gurunya tidak mengingat kesepakatan di awal, malah menambah syaratnya harus bisa berbahasa arab. Nah Isan belum terlalu lancar berbahasa arab. Jadi mau tidak mau dia harus berlapang dada. Tapi yang membuat dia kecewa adalah syarat yang diberikan gurunya berubah di akhir.
Pesan untuk orang tua atau guru, “Jangan lupa menuntaskan janji yang telah kamu buat”. Anak kecil itu akan selalu mengingat perasaan sedihnya, dan jangan buat mereka tidak percaya terhadap orang tua dan gurunya.
Satu lagi, aku pikir perasaan sedih tiap orang itu berbeda. Yang kita anggap biasa belum tentu seperti itu. Kalau kamu lagi dicurhatin seseorang ntah itu temen, pacar ataupun sodara posisikan kamu di sudut pandangnya. Dengerin ceritanya, berikan dia saran (jika diminta yaa) dan jangan timpali kesusahannya dengan cerita kamu. Dan kalau kamu ga bisa mendengarkan ceritanya, saran aku tolak baik-baik (karna kita gatau apa yang mereka rasakan dari ucapan kita). Kita ga mau kan sesuatu yang tidak-tidak terjadi.
See you..
Komentar
Posting Komentar